apasih sok kenal...
disini ada saya lagi nih! ini saya mau nge post, tentang mimpi saya kemaren malem, kalo kurang bagus sorii yaaaa, kan saya anak baruuu...
Arak-arakan berjalan dengan
kemeriahan dan suka cita seluruh kota. Keceriaan memenuhi jalan-jalan
disekitar alun-alun dan gedung walikota.
Lagu-lagu yang menyiratkan kebahagiaan berkumandang seiring dengan suara music
yang ceria. Kesenangan dan suka cita berkumpul disini, meski kabut tebal
menyelimuti perayaan ulang tahun kota kecil yang bahagia ini.
Aku dan keluargaku juga
merayakannya. Kami datang ke gedung walikota untuk melihat perayaan langka ini.
Aku dan keluargaku memang sengaja datang ke perayaan yang dirayakan oleh banyak
orang. Ini membuat suasana menjadi meriah dan hangat, kami yang masih baru
dikota ini, jadi lebih mudah mengenal orang-orang sekitar yang tinggal dikota
baru kami ini.
Sebenarnya, aku tidak begitu
menyukai perayaan besar-besaran. Terlalu
banyak orang, dan sempit. Apa lagi banyak sampah, dan berdesakan. Aku benci hal
itu. jadi, ayahku menyuruhku untuk melihat perayaan dari atas gedung walikota.
Dan dia menyuruh tetangga baru kami untuk menemaniku melihat perayaan.
Danny.
Dialah orang yang ayah minta untuk menemaniku disini. Jujur saja jika bukan dia
yang menemaniku, aku sudah tidak mau berdiri di atap gedung ini dengan sebuah
teropong payah yang sudah sedikit berkarat. Aku tentu lebih memilih duduk
santai dirumahku sambil melihat perayaan ini dari layar televisi. Tapi karna
dia sangat baik padaku, disinilah aku, diatap gedung walikota.
“jadi, setiap tahun perayaan ini
dirayakan?” tanyaku pada Danny sambil
melihat perayaan heboh dibawah sana.
Danny mengangguk.” Begitulah,
tapi tak setiap ada perayaan aku datang,”
“kau selalu merayakannya dari
atas sini?” tanyaku lagi.
“tidak, terkadang aku ada
dibawah sana bernyanyi dan ikut bersorak”
Aku tertawa kecil. “ hei, kau
mau lihat perayaan dari teropong ini?” kataku menawarkan.
Danny tersenyum. Dia lalu
berjalan pelan kearahku dan melihat teropong yang berada disebelah kananku. Danny
lalu mendekatkan matanya pada salah satu sisi teropong. Dia terlihat asik
dengan teropong itu. mulutnya tersenyum, dan sesekali menggumamkan kata’wow’.
Aku mengamati profil Danny.
Rambut hitamnya yang berantakan dibiarkan saja tertiup angin. Postur tubuhnya
yang tinggi , dan wajahnya yang menawan mengherankanku dengan tidak ada
cewek-cewek penggemar fanatic dibelakangnya. Tanpa sadar, aku tersenyum saat
memandangnya.
“wow, ini keren!” gumam Danny. “kau harus lihat ini! Dan,
hei! Itu keluargamu!” kata Danny. Dia beranjak dari teropong dan menceritakan
yang dia lihat kepadaku.
“kau tahu, mungkin aku sedikit
mulai menyukai kota ini setelah mendengar ceritamu,” kataku sambil tersenyum.
“kau belum mendengar ceritaku
yang lainnya dikota ini,” kata danny.
“Hei Danny!!” teriak seseorang dari belakang kami.
Aku spontan menengok kesumber suara.
Diasana ada seorang laki-laki dengan tubuh jenjang. Dia berlari sambil
melambaikan sebuah map kertas berwarna kuning. Kabut tipis membuatku sulit
melihat wajahnya dari sini.
“ billy? Kau tak ikut dalam
pawai?” Tanya Danny heran.
Laki-laki itu tertawa kecil.”
Aku punya yang lebih baik dari itu.” katanya sambil memperlihatkan map yang dia
bawa.
Danny
yang tadinya berekspresi heran dengan kedatangan billy langsung merubah total
ekspresinya menjadi sangat bersemangat.” Kau mendapatkannya!!”
Sebenarnya sejak pertama kali
aku pindah kekota ini, aku sudah mengenal billy. Dia membatu keluargaku
mengangkat barang-barang kami dan memasukannya kedalam rumah. Keluarganya juga
sangat ramah, mereka sering mengundang kami makan malam.
“kalian membicarakan apa?”
tanyaku agar bisa sedikit bergabung dalam kebahagiaan mereka.
“ini, pemberitahuan kalau aku
diterima di hazlage!” kata billy bersemangat.
“wah, itu keren! Pasti kau
sangat menginginkan hal ini! Selamat ya!” kataku sambil tersenyum, meski aku
tidak tau apa itu hazlage.
Billy
dan danny lalu berbicara tentang kesenangan mereka. Sepertinya, billy dan danny
sangat dekat. Buktinya saja saat billy punya kabar yang baik, danny
menyambutnya dengan gembira. Mereka seperti sudah akrab sejak lahir.
Karena danny
dan billy sedang asik mengobrol,aku lalu melihat kearah pawai yang sedang
berlangsung dengan meriah dibawah sana. Aku melihat boneka besar yang berwarna
kuning kehijauan yang diarak keliling kota. Karena iseng, aku lalu mengarahkan
teropong yang memang sudah dipasang di atap gedung ini untuk melihat
pemandangan kota kearah langit yang berkabut. Awalnya aku melihat awan kabut
yang biasa, tapi lama-lama aku menyadari ada seseorang disana. Dan, dia,terbang!
Orang itu nampaknya perempuan
muda. Gadis itu melayang diudara dengan posisi berdiri dengan tangan yang lurus
kebawah. Dari kedua tangannya yang menghadap kebawah itu ada putaran angin
kecil yang berbentuk mirip kerucut. Sepertinya putaran angin itulah yang
membuatnya terbang. Dia mengenakan pakaian berwarna dominan hitam dan ungu tua
dengan motif-motif yang kuno tapi model pakaian yang menarik. Saat kulihat
wajahya, dia seperti sedang menonton pawai perayaan yang sedang berlangsung
dibawahnya. Aku melihat wajahnya dengan teliti. Wajahnya terlihat baru untukku,
dan, deg!
Gadis terbang itu melihat
kearahku!! Dan dia tersenyum!!
Aku buru-buru melepaskan pandangan
mataku dan menjauhi teropong sambil sedikit berteriak. Danny dan Billy yang
tadi sedang mengobrol dengan sukacita langsung heran denganku.
“ ada apa ?” Tanya danny.
Tanganku gemetar. Mataku tertuju
pada gadis terbang yang masih terlihat olehku. Dia masih melihat kearahku. Aku
tidak tau apa dia masih tersenyum atau melihatku dengan ekspresi heran seperti danny dan billy. Tapi, aku yakin aku akan lebih baik
tidak mengetahuinya.
“gadis itu terbang!!” kataku
sambil menunjuk kearah gadis yang kulihat terbang tadi.
“terbang? Maksudmu, terbang?”
kata billy tidak yakin.
“ya! Dia terbang! Dia terbang
dengan pusaran angin kecil dari tangannya!!
Se,seperti ini!!” kataku sambil meperagakan gadis misterius itu terbang.
“dan, dia tersenyum padaku!!”
Ekspresi wajah billy dan danny
sedikit berubah. Mereka terlihat lebih
kaget dari pada heran.” Pusaran angin? Dari kedua tangannya maksudmu??” Tanya danny.
Aku mengangguk. “dia terbang
diatas gedung itu! dia seperti sedang melihat perayaan!” kataku sambil menunjuk
tempat gadis terbang itu tadi. “kalian harus cepat melihatnya! Sebelum dia
menyadarinya dan pergi!!”
Danny lalu melangkah kearah
teropong. “aku tidak merubah arah teropongnya tadi, kau masih bisa melihatnya
dari teropong ini!” kataku. Dia lalu melihat arah yang kutunjuk tadi dengan
teropong.